Daily Archives: 28 Agustus 2012

Pautkan hatiku pada yang satu yang kau ridha


Aku takan pernah memilih cinta yang penuh airmata tapi aku akan memilih cinta yang sederhana dan apa adanya…

Aku takan memilih pria yang banyak dipuja wanita namun aku akan memilih pria yang dekat dengan Tuhannya.

Aku takan memilih pria yang hanya pandai merangkai kalimat romantic tapi aku akan memilih pria yang selalu menyelitkan namaku dalam doanya.

Ya Rabb,,,bantulah hamba untuk mempertahankan TAQWA…
Untuk menjaga hatiku cukup berlabuh pada seseorang yang sangat mencintai_Mu..Aamiin..

Ukiran Dalam Samudera Harapku


Ya Allah……
Saat aku menyukai seorang teman,…
Ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir,…

Sehingga aku tetap bersama yang Tak Pernah Berakhir.

Ya Rabb-ku…
Ketika aku merindukan seorang kekasih,…
Rindukanlah aku kepada yang rindu Cinta Sejati-Mu
Agar kerinduanku terhadap-Mu semakin menjadi.

Ya Allah …Yang Maha Pengasih…
Jika aku hendak mencintai seseorang,…
Temukan aku dengan orang yang mencintai-Mu,…
Agar bertambah kuat cintaku pada-Mu

Ya Allah…Yang Maha Pemurah…
Ketika aku sedang jatuh cinta,…
Jagalah cinta itu,…
Agar tidak melebihi cintaku pada-Mu.

Ya Allah …Yang Maha Penyayang…
Ketika aku berucap ” aku cinta padamu “,…
Biarlah kukatakan kepada yang hatinya tertaut pada-Mu.
Agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karena-Mu.
Sebagaimana orang bijak berucap…
Mencintai seseorang bukanlah apa-apa,…
Dincintai seseorang adalah sesuatu,…
Dicintai oleh orang yang kau cintai sangatlah berarti,…
Tapi dicintai oleh Sang Pencipta adalah segalanya.

Rabbana hablanaa min azwaajinaa wa zurriyyaatinaa qurrata’ayyuni waj’alna
lilmuttaqqiina imaamaa
Ya Allah…anugerahkanlah kepada kami
Istri2 (Suami) kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami)
dan jadikanlah kami imam bagi orang2 yang bertakwa.

INDAHNYA HATI


Malam itu seorang laki-laki shalih sedang terpekur, kepalanya tertunduk dalam-dalam, matanya sayu menatap butir-butir pasir yang terhampar sepanjang pandangan, sesekali mulutnya bergumam, menyenandungkan dzikir dalam kepasrahan yang menyelimuti sekujur jiwanya.

Malam pun kian larut, dingin pun mulai menyusup ke pori-pori kulit. Angin kemarau bagai berbaris silih berganti menerpa ke
damaian dirinya. Senyap pun mulai merayap bersama gemerisik binatang malam dan lolongan anjing yang sesekali merobek kesyahduan malam.

Sementara bulan sepenggalah nampak kelam temaram, tenggelam dalam cengkeraman kepekatan lazuardi hitam, yang membentang dalam taburan berjuta bintang; menebarkan nuansa indah, syahdu, damai lagi menggetarkan sukma, memaksa diri untuk bersimpuh di hadapan Kebesaran-Nya Yang Akbar.

Angin malam kembali berhembus agak kencang, membawa dingin mistis yang menyelusupkan getaran-getaran samawi. Dan….. ya Alloh angin itu membawa senandung tilawah anak Adam di kejauhan sana. Lamat tapi pasti terdengar bacaan Qur’an itu bagai suara langit yang menggema di sepanjang lorong-lorong akbar persada alam ini, menggetarkan setiap diri yang masih memiliki setitik cahaya dalam hatinya.

Tak terasa derai air mata pun tumpah tak mampu dia tahan, terlebih manakala dia ingat betapa diri masih berlumur dosa berlumut salah, masih berkubang diri dalam lumpur ma’shiyat, masih belum mampu, atau bahkan belum mau, melepaskan diri dari kungkungan nafsu amarah…..ya Alloh……

Ya Alloh. Ampuni hamba …

Ampuni hamba ya Alloh…..

Ampuni ham…..ba-Mu ya……Alloh.

Namun tiba-tiba derai air mata ini hilang seketika, ketika senandung tilawah itu semakin jelas di telinga, seperti sengaja ditujukan untuknya. Dan….. ya Alloh….., mendadak gemetar sukma dan derai air matanya semakin menjadi-jadi, mengguncang-guncang tubuh kurusnya, ketika sang Qari’ misterius itu menyenandungkan ayat :

يَوْمَ لاَ يَنْفَعُ مَالٌ وَلاَ بَنُوْنَ إِلاَّ مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ

Pada hari dimana tidak akan bermanfa’at harta dan anak (yang dimiliki), kecuali mereka yang datang menghadap Alloh dengan hati yang selamat…….” (Asy Syu’araa : 88-89)

Dengan tubuh yang masih terguncang ia pun mengadu :

Ya Alloh, benarkah firman-Mu ini… ?

Benarkah hanya mereka yang berhati selamat saja yang akan bersua dengan Keindahan-Mu ?

Hati yang selamat yang bagaimana ya Alloh ?

Ya Alloh, hamba ingin segera menghadap-Mu, namun hamba tahu, kalau hamba belumlah termasuk bagian dari hamba-hamba-Mu yang berhati selamat. Oleh karena itu ajarilah hamba untuk mengenali hakikat hati yang selamat ini…..Aamiin.
(menjadi pribadi yang sholih sukses dunia & akhirat, Aamiin)

SAAT MELEPASKAN DIA DEMI KEBAHAGIAANNYA,


Allah mengetahui yang terbaik, akan memberi kesulitan untuk menguji kita,kadang Ia pun melukai hati kita, supaya hikmat_Nya tertanam dalam, Jika kita kehilangan cinta maka pasti ada alasan dibaliknya,

Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti namun kita harus tetap percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberikan yang lebih baik.Ingatlah… bahwa kita mungkin menemukan cinta dan kehilangannya, tetapi ketika cinta itu mati, kita tidak perlu ikut mati bersamanya.

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?Ketika kita menangis?Ketika kita membayangkan?

Ini kerana hal terindah di dunia tidak terlihat..kadangkala, orang yang kita cintai adalah orang yang paling menyakiti hati kita. Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan,ada orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan.Tetapi ingatlah,melepaskan bukanlah akhir dari dunia,melainkan awal dari suatu kehidupan baru.

Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,mereka yang tersakiti, yang telah mencoba dan mencari,Kerana merekalah yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.

Pepatah mengatakan,

Cinta yang agung adalah ketika kita menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya, ketika dia tidak mempedulikan kita dan kita masih menunggunya dengan setia, ketika dia mencintai orang lain dan kita masih bisa tersenyum sembari berkata “aku turut bahagia untukmu”…

Sakit patah hati bertahan selama kau menginginkannya dan akan mengiris luka sedalam kau membiarkannya.

Tantangannya bukanlah bagaimana bisa mengatasi melainkan apa yang bisa diambil sebagai pelajaran dan hikmahnya.

Orang terkuat bukanlah mereka yang selalu menang,melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh.

Cinta bukannya perkara menjadi “orang sempurna”nya seseorang.Justru perkara menemukan seseorang yang bisa membantu menjadikan dirimu menjadi sempurnanya.

Dalam perjalanan hidup ini ,kita belajar tentang diri sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada, hanyalah penghargaan-penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kita buat.

Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang,bukan kerana orang itu berhenti mencintai kita melainkan kerana kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita ” Melepaskannya .”

Dimulai dengan kebangkitan wanita islam


Kebangkitan islam dimulai dengan kebangkitan wanita islam. Kemuliaan Islam dan bangsa terletak pada kemuliaan kaum wanita. Nabi bersabada:

“Wanita laksana tiang negara. Bila tiang ini baik tidak keropos nisacaya negara dan bangsa akan menjadi baik dalam segala dimensinya.”

Di balik kesuksesan seorang anak, ibulah yang menjadi jawaban siapa di balik kesuksesan anak-anaknya. Hanya saja, yang menja
di hal yang teramat memprihatinkan adalah kebanyakan para orangtua lebih mempercayai sekolah sekuler-liberal bahkan sekolah yang membentuk menjadi kafir, sadar atau tidak.

Saksikanlah pendidikan nasional, tak lebih dari upaya mengkader manusia bermental muanfik, penegmis, koruptor, dan anti pada kebenaran mutlak dari sumber yang mutlak yaitu al-qur’an dan sunnah. Dari SD hingga sekolah perguruan tinggi semuanya mengususung liberalis dan sekuleris struktural dan sistematis.

Bahayanya, keadaan ini tak banyak orang islam yang menyadarinya sebagai ATTACK terhadap akidah dan nilai-nilai peradaban manusia yang luhur. Justeru banyak umat islam keteteran dalam persoalan ini, mengingat orientasi mereka hanya keberhasilan status sosial.

Apakah kemudian umat islam menyadari, ketika hal ini diremehkan?

Ketahuilah ketika hal ini diremehkan sama artinya telah mengkhianti Allah dan Rasulnya, dalam arahannya kepada setiap orangtua untuk menjaga keyakinan anak-anaknya. “Karena setiap anak yang lahir semuanya dalam keadaan bertuhid (fitrah).”

Bukankah anak dan isteri adalah amanat bagi setiap lelaki, dan amanat bagi seorang isteri kepada anak-anaknya?

Allah berfirman: “Wahai kaum mukminin, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat kalian, padahal kalian menyadari bahaya pengkhianatan.” (al-Anfal; 27).

Oleh karena, jangan sampai ada di antara kita menjadi pengkhianat Allah dan Rasul-Nya, serta menyimpangkan amanat-amanat dari-Nya. Maka, perhatikanlah nasihat ini, sebelum kita menjadi ayah dan ibu. Perhatikanlah petuah ini wahai para ibu dan bapak, sebelum tiba saaatnya akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang kita pimpin!

Selagi masih ada waktu, berbenahlah !

Katakan Aku Cinta Padamu


Kawan, saat engkau bangun pagi ini, sudahkah engkau katakan cinta bagi orang-orang terdekat: Istri atau Suami? Ibu, Bapak, Kakek, Nenek, Adik, Kakak dan kerabatmu?

Belum, mungkin itu jawabmu. Karena di keluargamu tak ada budaya mengatakan cinta. Hingga kagok terasa bila harus mengungkapkannya.

Boro-boro, barangkali itu katamu. Sedang pagi hari semua harus ke tampat ker
ja dan ke sekolah, berpacu dengan waktu. Mana sempat bilang I Love U?

Kawan, saat bertemu dengan para sahabat hari ini, sudahkah engkau sampaikan cinta bagi mereka? Semua orang dekat baik di mata maupun di hati? Semua orang dekat baik karena darah maupun pertalian aqidah?

Tidak! Mungkin begitu tangkismu. Kebersamaanmu dengan mereka lebih karena tuntutan kerja dan aktifitas, mungkin itu jawabnya.

Tak biasa! Barangkali demikian kau bilang. Toh, obrolan dan jalan bersama sudah menunjukkan cinta. Hingga ia tak harus diuntai dalam kata. Sedang sikap dan perhatian lebih menunjukkan rasa yang kau punya untuk mereka.

Bisa jadi demikian halnya. Namun, alangkah indah jika engkau coba Sabda kekasihNya.

Dari Abu Karimah Al Miqdad bin Ma’dikariba ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Apabila seseorang mencintai Saudaranya, beritahukanlah kepadanya bahwa ia mencintainya” (HR Abu Daud)

Dari Anas ra, ia berkata: Ada seorang laki-laki duduk di hadapan Nabi SAW, kemudian ada seseorang yang lewat di situ, lalu orang yang duduk di hadapan Nabi berkata: “Ya, Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang itu.”

Nabi SAW bertanya: “Apakah kamu sudah memberitahukan kepadanya?”

Dia menjawab: “belum.”

Beliau bersabda: “Beritahukanlah kepadanya!”

Kemudian dia menemui orang itu dan berkata: “Sesungguhnya saya mencintaimu karena Allah.”

Orang itu menjawab: “Semoga kamu dicintai oleh Zat yang menjadikanmu mencintaiku karenaNya” (HR Abu Daud)

Kawan, pernahkah engkau mengunjungi kerabat, saudara dan sahabat, hanya karena engkau ingin mengunjunginya? Semata karena ingin menjalin tali cinta?

Tidak sempat. Bisa jadi seperti itu alasanmu. Terlalu banyak pekerjaan dan urusan yang tak mungkin ditinggalkan.

Kawan, pernahkah engkau menelepon ‘hanya’ untuk sekedar bersilaturahmi? Sekedar menyapa, mendengar suara di seberang sana dan menanyakan kabarnya?

Ah, tak terpikirkan. Dapat pula itu ungkapmu. Sedang masih banyak nomor terkait kewajiban menunggu untuk dihubungi.

Mungkin ada baiknya, jika engkau dengar sabda Sang Nabi berikut ini.

Dari Abu Hurairah ra, dari nabi SAW, beliau bersabda: “Sesungguhnya ada seseorang akan berkunjung ke tempat Saudaranya yang berada di desa lain, kemudian Allah ta’ala mengutus malaikat untuk mengujinya.

Setelah malaikat itu berjumpa dengannya ia bertanya: “Hendak kemanakah kamu?”

Ia menjawab: “Saya akan berkunjung ke tempat saudaraku yang berada di desa itu.”

Malaikat bertanya lagi: “Apakah kamu merasa berhutang budi padanya sehingga merasa perlu mengunjunginya?

Laki-laki itu menjawab: ”Tidak. Aku mengunjunginya semata karena aku mencintainya karena Allah ta’ala.”

Malaikat kemudian berkata: “Sesungguhnya saya adalah utusan Allah untuk menjumpaimu, dan Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena Allah (HR Muslim)

Kawan, sudahkah kau jabat tangan saudaramu ketika bertemu? Sudahkah kau peluk keluargamu hari ini?

Pasti, seperti itu barangkali kau sampaikan. Karena itu telah menjadi kebiasaan masyarakat.

Bukan, sahabat! Karena ia adalah sesuatu yang disunnahkan. Menjadi penggugur dosa para pelakunya. Mewujudkan cinta para penghasungnya. Semoga berita yang dibawa sahabat dari sang pembawa risalah meneguhkanmu.

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Nabi SAW mencium Al Hasan bin Ali ra, kemudian Aqra’ bin Habis berkata: Sesungguhnya saya memiliki sepuluh anak, tetapi saya tidak pernah mencium seorang pun dari mereka.” Maka Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa tidak mengasihi ia tidak akan dikasihi.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari ‘Aisyah ra, ia berkata: “Zaid bin Haritsah dtang ke Madinah dan rasulullah SAW sedangn berada di rumahku, kemudian ia datang dan mengetuk pintu, lantas Nabi bangkit dan menarik kainnya, serta memeluk dan menciumnya.” (HR Turmudzi)

Dari Al Barra’ ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “ dua orang islam yang bertemu kemudian mereka berjabat tangan maka dosa kedua orang tersebut diampuni sebelum keduanya berpisah.” (HR Abu Dawud)

Kawan, mengatakan cinta bukanlah tabu, bahkan ia disunnahkan Al musthafa.. Engkau tidak harus romantis untuk melakukannya. Engkau tidak usah malu karena merasa sudah bukan masanya. Karena cinta tidak mengenal usia. Bolehlah ia diungkap oleh anak kepada Bapak dan ibunya, Ayah bunda pada sang putra, keponakan kepada kerabatnya. Seseorang pada sahabatnya. Terlebih bagi pasangan hidupnya. Karena cinta adalah bahasa dunia.

Maka, apa yang menghalangimu mengatakan Aku Cinta Padamu hari ini, dan menunjukkan kasih sayang pada keluarga, saudara, kaum kerabat dan sahabat? (@az, jelang tengah malam)

Laporan Aktual

Memilih Kabar Dari Sumber Terpercaya

Muslimah Daily

Allah bersamamu. Tidakkah Allah Cukup Bagimu

Pena Syariah

MENJADI KUMPULAN PENULIS YANG MENERAJUI PENULISAN BERASASKAN SHARIAH MENJELANG TAHUN 2025

Jadikan Viral!

biar semakin rame!

Blog Abu Hudzaifah

Menghidupkan Sunnah Mematikan Bid'ah

Addariny's --- Centre

Meniti Jejak, Para Salafus Sholih yg Bijak

Aisyna haniifah

sibukkanlah dirimu dengan karya yang bisa mengharumkan namamu di hari akhir

bloginismeiga

Ekspresikan Diri dengan Cerita

Perkembangan Islam di Nusantara

merenung Islam masa lalu, merekam Islam masa kini, mereka Islam masa depan

Catatan Cinta Sahaja

AKU BELAJAR DARI KALIAN DAN AKU MENULISKANNYA

Cahyaiman's Blog

A fine WordPress.com site

Ideological Thinker

We write to SPEAK UP

Indonesian Blogwalker

There are far better things ahead than any we leave behind

Draft Corner

A Place for a Dreamer

Perjalanan Panjang

Tentang Hidup, Asa dan Cinta

blognoerhikmat

lihat dengan kata.baca dengan hati

Ariefmas's Weblog

Sejenak Menapak Riuhnya Dunia Maya

Jendela Puisi

serumpun puisi dari hati yang merindu